Senin, 14 Januari 2019

Rilis Pers: Festival Aksara Semarang 2019



Hingar bingar tahun politik, kerap kali menciptakan pertarungan yang sifatnya 'kotor' di wilayah jurnalistik. Muatan berita manipulatif yang berdasarkan pada besarnya bayaran dan kepentingan pemilik modal.

Dalam ranah jurnalistik, pemberian informasi yang menyesatkan, disengaja atau tidak, adalah hal yang harus disikapi dengan serius karena merupakan sebuah kesalahan yang sifatnya fatal. Dan untuk kesekian kali, tahun politik yang seiring dengan acara pemilihan pemimpin negeri, masih saja memberikan fenomena yang sama.
Penggiringan opini publik dengan menyediakan berita palsu yang tidak berdasarkan fakta, bertujuan untuk penghancuran karakter lawan. Hal-hal inilah yang bermuara pada penipuan, kebohongan.

Modernitas menyediakan kemudahan dalam hal akses informasi dan memang, merupakan hal yang bagus. Tapi penyerapan informasi tanpa disertai pemahaman, seringkali malah menimbulkan kekeruhan. Tidak ada dunia baik yang terbangun dari kekeruhan, tatanan sosial yang terbangun dari kekacauan sudah pasti menimbulkan kejahatan sementara kebutuhan dunia adalah kebenaran. Mimpi terbesar dunia adalah kejernihan, kedamaian, keteraturan. Harmoni adalah kunci berlangsungnya peradaban dan salah satu pilarnya adalah kecerdasan manusia.

Literasi yang benar pasti membuat manusia menjadi cerdas. Dan manusia cerdas selalu mengabarkan berbagai hal berdasarkan niat baik, berdasarkan kebenaran. Dan ketika disekitar mulai mengabarkan hal-hal bohong, hal-hal yang membodohi, maka sudah sepatutnya memulai media sendiri, media alternatif. Media yang ideal, sebab pemaknaan kata ideal mengacu pada pemahaman tentang kebenaran. Alternatif, ketika disekitar adalah melulu membosankan.

Bikin media alternatifmu sendiri dan sampai jumpa di AKSARA "Festival Literasi Semarang 2019".